Thermocouple
adalah dua logam yang
didekatkan yang apabila terpapar oleh kalor dengan suhu tertentu akan menghasilkan
beda potensial. Termokopel Suhu didefinisikan sebagai jumlah dari energi panas
dari sebuah objek atau sistem. Perubahan suhu dapat memberikan pengaruh yang
cukup signifikan terhadap proses ataupun material pada tingkatan molekul
(Wilson, 2005). Sensor suhu adalah device yang dapat melakukan deteksi pada
perubahan suhu berdasarkan pada parameter-parameter fisik seperti hambatan,
ataupun perubahan voltage (Wilson, 2005). Salah satu jenis sensor suhu yang
banyak digunakan sebagai sensor suhu pada suhu tinggi adalah termokopel seperti
pada Gambar dibawah ini
Gambar Thermocouple (Wilson,
2005)
Termokopel
merupakan jenis logam yang berbeda disatukan salah satu ujungnya dan ujung
tersebut dipanaskan maka akan timbul beda potensial pada ujung-ujung yang lain,
hal ini diakibatkan oleh kecepatan gerak elektron dari dua material yang
berbeda daya hantar panas sehingga mengakibatkan beda potensial. Dalam
perancangan serta penggolongan dari termokopel sendiri sudah diatur oleh
Instrument Society of America (ISA).
Termokopel
dibangun berdasarkan Asas Seeback dimana bila dua jenis logam yang berlainan
disambungkan ini akan menjadi rangkaian tertutup sehingga perbedaan temperature
pada sambungan akan menimbulkan beda potensial listrik pada kedua logam
tersebut, selanjutnya akan dibaca oleh alat ukur temperatur (Fraden, 2003).
Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain
untuk membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu
yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan
begitu, tegangan pada setiap termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk
digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan
dingin, yang berguna untuk pengukuran di laboratorium, secara sederhana
termokopel tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan langsung dan
instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka
yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda)
untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan untuk
mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang
berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi
yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi hubungan
dingin.
Tipe-Tipe Termokopel
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi
penggunaannya, yaitu :
a.
Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy)
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk
rentang suhu −200 °C hingga +1200 °C.
b.
Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy)
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya
cocok digunakan pada temperatur rendah, tipe E adalah tipe non magnetik.
c.
Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya
kurang populer dibanding tipe K
d.
Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C
e.
Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat
tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur
suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900°C, sedikit di
bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K
f. Termokopel
tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik yang
hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena
sensitifitasnya rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan untuk
mengukur temperatur tinggi (>300 °C).
Ø Type B
(Platinum-Rhodium/Pt-Rh) dapat mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi
output yang sama pada suhu 0°C hingga 42°C sehingga tidak dapat dipakai di
bawah suhu 50°C.
Ø Type R
(Platinum /Platinum with 7% Rhodium) dapat mengukur suhu di atas 1600 °C.
sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok
dipakai untuk tujuan umum.
Ø Type S
(Platinum /Platinum with 10% Rhodium) dapat mengukur suhu di atas 1600 °C.
sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok
dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan
untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 °C).
g. Type T (Copper /
Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 hingga 350 °C.
Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari
konstantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian
kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C
PRINSIP
KERJA
Prinsip kerja dari thermocouple
menggunakan efek seebeck ( Efek Seebeck adalah konversi energi panas menjadi
energi listrik). Arus listrik mengalir pada rangkaian tertutup dari 2 konduktor
berbeda, apabila kedua sambungan mengalami beda temperatur. Bila rangkaian
dibuka maka akan muncul tegangan Seebeck pada kedua terminal. jadi
menurut efek seebeck ketika dua konduktor yang berbeda menerima panas maka akan
menimbulkan emf (Electricmotive Force ) yang akan menimbulkan tegangan kecil
dengan kisaran range 1 hingga 70 microvolt untuk setiap derajat kenaikan suhu.
Dan kemudian akan dikonversikan sesuai dengan reference table yang telah
ada (table ini sesuai dengan tipe dari thermocoupe yang dipakai).
Kelebihan
·
Biaya pengadaan awal : rendah
· Tidak ada bagian yang bergerak (No moving parts)
· Range pengukuran : lebar (0 ~ 5000°F)
· Response time singkat / pendek
· Repeatability : cukup baik
· Tidak ada bagian yang bergerak (No moving parts)
· Range pengukuran : lebar (0 ~ 5000°F)
· Response time singkat / pendek
· Repeatability : cukup baik
Kekurangan
·
Hubungan temperature dan tegangan tidak linear penuh
· Sensitivitas rendah, umumnya 50 μV/°C (28 μV/°F) atau lebih rendah (tegangan rendah rentan dengan noise).
· Accuracy pada umumnya tidak lebih baik dari pada 0.5 °C (0.9°F), tidak cukup tinggi untuk beberapa aplikasi
.·Memerlukan suatu acuan temperatur yang dikenal, umumnya temperature air es 0°C (32°F). Modern thermocouple mengacu pada suatu acuan yang dihasilkan secara elektris.
· Sensitivitas rendah, umumnya 50 μV/°C (28 μV/°F) atau lebih rendah (tegangan rendah rentan dengan noise).
· Accuracy pada umumnya tidak lebih baik dari pada 0.5 °C (0.9°F), tidak cukup tinggi untuk beberapa aplikasi
.·Memerlukan suatu acuan temperatur yang dikenal, umumnya temperature air es 0°C (32°F). Modern thermocouple mengacu pada suatu acuan yang dihasilkan secara elektris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar